Sistem Penulisan Yang Digunakan Di Jepang

Sistem penulisan yang digunakan di Jepang menggunakan dua script suku kata, yaitu yang dikenal dengan hiragana (ひらがな) dan katakana (カタカナ) dan yang secara kolektif disebut sebagai kana (かな). Selain dua script suku kata tersebut sistem penulisan di Jepang juga menggunakan ribuan karakter yang diambil dari China, yang dikenal dengan sebutan kanji (漢字). Masing-masing script tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Hiragana digunakan untuk elemen tata bahasa dan untuk kata-kata yang tidak menggunakan kanji (atau untuk kata-kata yang penulisnya tidak mengenal ada kanjinya.) Sementara katakana digunakan untuk menuliskan kata-kata serapan yang berasal dari luar Jepang dan efek suara onomatopoeic. Dan kanji digunakan untuk kata-kata yang berasal dari Jepang atau China, dan juga nama-nama Jepang dituliskan dengan menggunakan kanji.

Sistem penulisan di Jepang awalnya didasarkan kepada kanji. Di sistem ini, yang dikenal dengan sistem man'yōgana, kanji-kanji ini digunakan lebih untuk pelafalan atau pengucapannya ketimbang arti dari kanji-kanji tersebut. Karena sistem ini cukup rumit, maka kemudian kana diciptakan untuk mempermudah. Sebagai hasilnya, karakter-karakter dari hiragana dan katakana hadir sebagai versi yang lebih sederhana dari kanji man'yōgana. Kalau kita perhatikan dengan seksama dari kanji-kanji man'yōgana dan versi yang sudah dipermudahnya dalam bentuk kana, maka kita akan bisa dengan jelas bahwa hiragana dan katakana adalah merupakan versi sederhana dari kanji man'yōgana.

Di dalam hiragana dan katakana masing-masingnya terdapat 46 jenis karakter, yang kalau di jumlah totalnya berarti ada 92 karakter di dalam hiragana dan katakana. Karakter-karaker ini mewakili suara yaitu suara untuk suku kata. Sebuah suku kata terbentuk dari sebuah konsonan dan sebuah huruf vokal, walau pun ada beberapa suara disini yang murni hanya suara huruf vokal. Di dalam bahasa Jepang terdapat 5 buah huruf vokal yaitu a, i, u, e dan o dan 14 huruf konsonan dasar yaitu k, s, t, n, h, m, y, r, w, g, z, d, b, dan p. 

Suku kata-suku kata hiragana ini digunakan untuk dua jenis kata yang tidak menggunakan kanji yaitu okurigana (送り仮名), yaitu kata kerja infleksi dan akhiran kata sifat, dan juga untuk elemen tata bahasa yang disebut partikel. Hiragana juga digunakan unuk menuliskan furigana (ふりがな), yaitu tulisan hiragana di samping atau di atas tulisan kanji untuk memberitahukan bagaimana cara membaca kanji tesebut. Contoh dari furigana bisa kita lihat pada gambar di bawah ini. 

Sistem Penulisan Yang Digunakan Di Jepang

Tujuan dari furigana ini untuk membantu anak-anak dan orang asing dalam mempelajari kanji. Furigana ini juga digunakan untuk kanji-kanji yang sulit atau tidak lazim digunakan. Ciri-ciri hiragana adalah pola penulisannya yang banyak melengkung dan goresan yang lebih mengalir. Sementara suku kata katakana digunakan untuk gairaigo (外来語), kata-kata yang diambil dari bahasa asing, kata onomatopoeic yang mengindikasikan suara, nama-nama ilmiah, dan untuk penekanan, seperti misalnya penggunaan huruf miring atau italic di dalam bahasa Inggris.

Katakana dapat dicirikan dari gaya penulisan yang lebih kotak, menyudut dan tajam. Kanji adalah karakter yang diambil dari China dan diadaptasi ke dalam bahasa Jepang selama bertahun-tahun. Karakter-karakter dari tulisan kanji ini tidak lain adalah simbol gambar (pictograph) dari orang, binatang atau pun benda-benda.


Kanji
Dibaca
“Arti”



Kuchi

“Mulut”


Yama

“Gunung”

Seperti yang bisa kita lihat pada tabel di atas, karakter 口, dibaca kuchi, artinya adalah "mulut", yang kalau kita lihat dari bentuk karakternya yaitu bentuk kotak, bisa kita anggap menyerupai bentuk mulut yang sedang terbuka.

Contoh kanji yang lain adalah karakter 山, yang dibaca yama, artinya adalah "gunung" dan kalau kita perhatikan mirip dengan kerangka dari sebuah gunung. Namun dalam perkembangannya selama berabad-abad dan semakin kesini karakter kanji semakin berkembang dan bergaya dan semakin tidak lagi menyerupai hal-hal yang mereka wakili. Kanji dibentuk dari bagian-bagian kecil yang dikenal dengan nama radikal. Banyak karakter yang sudah digabungkan dengan karakter yang lain untuk menciptakan suatu karakter kanji yang baru. Saat dituliskan di kertas masing-masing dari karakter kanji diberikan sejumlah ruang yang sama, tidak peduli betapa kompleks kanjinya. Di dalam penulisan kanji Jepang tidak ada spasi di antara karakter.

Jumlah total kanji itu ada sekitar puluhan ribu kanji, namun sebagian besarnya sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah Jepang membuat daftar list karakter kanji yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau yang dikenal dengan sebutan jōyō kanji (常用漢字), jumlahnya adalah sebanyak 1.945 kanji (pada tahun 2009). Penelitian menunjukkan bahwa untuk kita bisa disebut fasih berbahasa Jepang, setidaknya kita menguasai sekitar 2.000-an karakter kanji. 

Sebagian besar kanji mempunyai dua cara pembacaan, yaitu yang disebut dengan kun yomi (訓読み), atau pembacaan cara Jepang dan on yomi (音読み), yaitu cara pembacaan aslinya dari China. Sebagai contohnya kita membaca kanji 水 ("air") sebagai mizu (kun yomi) atau sui (on yomi). Pembacaan secara kun yomi dilakukan saat kanjinya berdiri sendiri dan pembacaan secara on yomi saat kanjinya merupakan bagian dari kanji yang lain. Namun ada pengecualian untuk aturan ini yang mana kita harus mengingatnya.

Rōmaji (ローマ字) adalah tulisan Jepang diterjemahkan ke dalam alfabet Romawi. Dengan rōmaji, seseorang bisa membaca tulisan Jepang tanpa perlu punya pengetahuan mengenai sistem penulisan Jepang yang menggunakan tiga sistem penulisan tersebut. Ada beberapa sistem dari rōmaji, yang mana sistem Hepburn-lah yang paling banyak digunakan.

Comments